Jumat, 09 November 2012

Ribetnya Bank Mandiri Medan

Sebelum saya memulai tulisan ini, mungkin ada baiknya saya perkenalkan diri saya. Nama saya Ferry Irawan, tapi bukan artis sinetron itu (kebetulan ibu saya dulu mungkin fansnya beliau). Saya seorang Jurnalis di salah satu televisi kabel di Indonesia. Saya ingin menceritakan sedikit, tentang pengalaman yang baru-baru ini saya alami. Pengalamannya bukan tentang perjalanan liputan atau percintaan, pengalamannya yaa soal birokrasi di negeri ini yang sangat merepotkan. Baik itu pemerintahan, maupun swasta.

Baru-baru ini, saya terpaksa harus membuat rekening tabungan baru, untuk kelancaraan pembayaran gaji yang sistem pembayarannya uda ngikuti perkembangan zaman sekarang (kalau orang bilang namanya transfer). Karena perusahaan tempat saya bekerja memiliki kerja sama dengan Bank Mandiri, lantas kami karyawan-karyawannya pun diwajibkan harus memiliki rekening tabungan Bank Mandiri, untuk memudahkan proses pembayaran gaji.

Kondisi ini, ternyata berdampak negatif bagi saya. Karena kebetulan saya tinggal di Medan, Sumatera Utara, saya pun jelas ingin melihat tempat kelahiran saya berkembang lebih maju, salah satunya dengan menabung di Bank daerah, yaitu Bank Sumatera Utara (Sumut). Hal ini, membuat saya harus memaksakan diri, untuk membuat rekening tabungan Bank Mandiri baru. Tentunya agar gaji saya bisa saya terima setiap bulannya.

Semula, saya beranggapan proses pembuatan rekening tabungan baru di Bank Mandiri pasti sama dengan bank-bank lain seperti salah satunya di Bank Sumut tempat saya menabung, yaitu hanya tinggal membawa Kartu Tanda Penduduk (KTP), dan mengisi formulir yang telah disediakan panitia.

Tapi, ternyata berbeda jauh persyaratannya, saat saya datang ke Bank Mandiri. di bank tersebut, karyawan Bank Mandiri yang menyambut dengan senyuman, langsung menanyakan persyaratan pembuatan rekening tabungan baru, apakah sudah saya bawa atau belum. Karena bingung, saya pun meminta agar karyawan Bank Mandiri, menjelaskan kepada saya persyaratan untuk membuat rekening baru.

Setelah dijelaskan, ternyata persyaratan pembuatan rekening tabungan baru di Bank Mandiri cukup banyak. Selain harus memiliki KTP, kita diwajibkan untuk membawa Kartu Keluarga (KK) yang asli, bukti pembayaran rekening listrik atau rekening air, dan terakhir harus memiliki nomor telepon rumah.

Untuk syarat yang diperlukan, sebenarnya tidak terlalu sulit bagi saya untuk melengkapinya. Tapi, yang menurut saya sulit dipenuhi, adalah nomor telepon rumah. Sebab, saat ini jelas sudah sangat sedikit orang yang masih menggunakan telepon rumah, karena mengingat kemudahan menggunakan telepon genggang (handphone).

Alhasil, saya pun meminta bantuan kepada pihak bank, agar saya diberikan kemudahan untuk mendapatkan rekening tabungan Bank Mandiri, dan ternyata pihak bank menyetujui dengan persyaratan saya harus memberikan nomor telepon kantor tempat saya bekerja, dan nomor telepon tersebut tidak boleh nomor handphone, alias harus benar-benar nomor telepon rumah. Huuuhhh, ribetnyaaaa..

Karena saat itu jam menunjukkan pukul 15.00 WIB, dan bank sudah tutup, saya pun harus kembali keesokan harinya. Tapi, ternyata pihak bank ini justru terkesan mempersulit saya. Sebab, semula karyawan bank hanya meminta nomor telepon kantor saya, dan saya datang ke esokan hariya lengkap dengan persyaratan yang diminta sebelumnya. Saya justru harus diminta untuk menujukkan surat keterangan bekerja dari kantor saya, sebagai persyaratan terakhir.

Meskipun tidak terlalu sulit mendapatkan surat keterangan bekerja itu, tapi jelas apa yang dilakukan karyawan Bank Mandiri yang tidak memberikan penjelasan dengan baik, jelas telah merepotkan saya, dan membuang-buang waktu.

Itu bagi saya, dan belum lagi bagi orang-orang lain yang ingin membuat rekening tabungan baru di Bank Mandiri.

Selasa, 06 November 2012

Luapan Air Sungai Sei Rampah Rendam 6 Kecamatan di Serdang Bedagai



Luapan Air Sungai Sei Rampah Rendam 6 Kecamatan di Serdang Bedagai

Serdang Bedagai - Ferry Irawan
Ribuan rumah di enam kecamatan yang berada di Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara, Senin (5/11) kemarin terendam air lebih dari satu meter. Air yang menyebabkan lebih dari 9000 jiwa mengungsi tersebut, disebabkan karena meluapnya Sungai Sei Rampah.

Luapan air Sungai Sei Rampah, menyebabkan enam kecamatan di Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara, yakni Kecamatan Sei Rampah, Kecamatan Sei Bamban, Kecamatan Perbaungan, Kecamatan Tanjung Beringin, Kecamatan Teluk Mengkudu, dan Kecamatan Dolok Masihul terendam air dengan ketinggian lebih dari satu meter. Meluapnya Sungai Sei Rampah terjadi, selain karena tingginya curah hujan, juga disebabkan akibat semakin dangkalnya Sunga Sei Rampah.

Selain itu, hutan yang dahulunya mampu menampung debit air, kini sudah tidak lagi mampu berfungsi dengan baik, karena diperkirakan lebih dari 30% hutan yang berada di Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara, telah dialihkan fungsinya menjadi lahan usaha, oleh sekelompok orang yang tidak bertanggung jawab.

Untuk lokasi terparah di Kabupaten Serdang Bedagai, yakni berada di Kecamatan Sei Rampah, yang menyebabkan sedikitnya 4554 jiwa harus mengungsi akibat luapan Sungai Sei Rampah. Sedangkan di lima kecamatan lainnya, jumlah pengungsi di setiap tenda pengungsian lengkap dengan sarana dapur umum, serta posko kesehatan yang didirikan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Serdang Bedagai, belum mencapai ribuan jiwa.